Hallo sobat GuruIps.co.id, kali ini kita berjumpa kembali dengan kami yang akan membahas tentang materi Perubahan Sosial Budaya : Faktor, Pendorong & Penghambat secara lengkap dan jelas, untuk lebih jelasnya mari simak artikel kami di bawah ini, semoga bermanfaat, terima kasih

Perubahan Sosial Budaya
Setiap perubahan sosial budaya selalu mencakup tiga gagasan :
- Adanya perbedaan.
- Perbedaan itu berkaitan dengan waktu (dulu,sekarang, dan yang akan datang).
- Mengenai keadaan masyarakat.
Pengertian Perubahan Sosial-Budaya
Perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan yang kemudian mempengaruhi nilai-nilai, sikap-sikap, pola-pola perilaku antara kelompok-kelompok yang terdapat dalam masyarakat.
Faktor-faktor Penyebab Perubahan
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat itu dilakukan secara sadar oleh masyarakat, tetapi juga ada perubahan yang tidak sadari. Peran Indonesia Kerja Sama Ekonomi Internasional Perubahan terjadi dengan berbagai alasan. Karena itu harus menyesuaikan dengan faktor-faktor lain yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu. Dari beberapa faktor penyebab terjadinya perubahan itu, berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab perubahan :
Faktor Geografis
Faktor ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan alam. Faktor fisik seperti letak geografis juga akan mempengaruhi perubahan.
Contoh :
- Pada daerah yang sukar untuk dijangkau tentu perubahan akan sangat lamban terjadi karena kontak budaya akan terbatas. Itu berarti bahwa perubahan budayaberkaitan dengan lingkungan alam.
- Banyak bangunan kuno menjadi perubah secara fisik karena fakto temperatur termasuk keadaan cuaca. Bangunan candi misalnya akan cepat ditumbuhi lumut kalau temperaturnya lembab.
Faktor – faktor Teknologis
Faktor ini berkaitan dengana adanya penemuan baru dari masyarakat. Syarat – Syarat Integrasi Sosial Penemuan-penemuan baru yang terjadi dalam masyarakat dapat dalam bentuk 2 macam yaitu discovery (penemuan) dan invention (diterima/diterapkan).
- Discovery adalah penemuan baru baik berupa alat (fisik) maupun ide (non fisik). Misalnya mesin penggilingan gabah yang menghasilkan beras.
- Invention adalah kalau masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan baru itu.
Masyarakat menerima proses penggilingan gabah itu sehingga meninggalkan cara lama dengan menumbuk padi. Dulu masyarakat membajak sawah dengan bantuan sapi, tetapi sekarang memakai traktor tangan.
Dengan demikian discovary menjadi invention, walaupun memerlukan waktu yang lama untuk proses adaptasi.
Penduduk
Pertambahan penduduk terlalu cepat seperti di Jawa mengakibatkan terjadinya beberapa perubahan. Seperti :
- Perubahan pada struktur masyarakat dan lembaga kemasyarakatan
- Muncul perkampungan baru dengan penduduk yang hiterogin
- Di kompleks perumahan yang baru, tinggal masyarakat majemuk karena mereka berasal dari berbagai daerah, suku bangsa, agama.
Pemerintah Indonesia mencoba menciptakan pemerataan jumlah penduduk dan kesejahteraan. Karena itu dilakukan pemindahan penduduk melalui transmigrasi. Daerah yang penduduknya padat seperti Jawa, Bali dipindahkan ke Kalimantan, Sulawesi, Sumatra dan Papua. Lambat laun terjadi percampuran nilai-nilai budaya masyarakat pendatang dengan masyarakat asli.
Percampuran itu disebut dengan proses akulturasi kebudayaan. Akultursi kebudayaan adalah fenomena yang timbul jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak.
Kontak dapat berlangsung secara langsung dan terus menerus. Akibatnya timbul perubahan dalampola kebudayaan yang original dari salah satu kelomppk atau ke dua-duanya. Prosesa kulturasi timbul bila suatu kebudayan tertentu dihadapkan dengan unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda.
Faktor – faktor Penghambat Perubahan
Disamping faktor-faktor yang menjadi penyebab perubahan sosial dan budaya, terdapat juga faktor penghambat atau faktor-faktor yang menghalangi terjadinya perubahan. Faktor-faktor itu antara lain:
- Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lamban
- Sikap masyarakat yang masih sangat tradisional
- Prasangka negatif terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap tertutup (eksklusif).
Bentuk Perubahan
Perubahan yang terjadi secara cepat dan secara lambat
Jenis perubahan ini bisa direncanakan atau perubahan yang tidak direncanakan.
Contoh :
Akibat sunami di Aceh misalnya, ternyata membawa perubahan masyarakat sangat cepat dari aspek ekonomi dan sosial. Harta benda mereka habis dilanda banjir, sanak keluarga mereka bercerai berai dalam waktu yang sangat singkat. Perubahan yang lambat misalnya, bagaimana lambannya peningkatan daya beli masyarakat. Murahnya upah buruh sehingga berpengaruh terhadap daya beli dan kesejahteraan masyarakat.
Perubahan yang pengaruhnya kecil dan pengaruhnya besar
Kemajuan teknologi komunikasi melalui telepon genggam/hand phone (HP)sudah menjalar sampai ke pelosok pedesaan. Degan adanya alat komunikasi ini terjadi perubahan besar dalam kehidupan
Perubahan yang dikehendaki dan yang tidak dikehendaki
Perubahan dikehendaki atau direncanakan, karena memiliki kepentingan atau dirasa memberikan manfaat dalam kehidupannya. Misalnya pengendalian jumlah penduduk, keikut sertaan masyarakat dalam Keluarga Berencana (KB) untuk mengatur kelahiran.
Sedangkan perubahan yang tidak dikehendaki adalah perubahan yang berkaitan dengan hukum alam. Manusia tidak mampu mengendalikan perubahan itu. Misalnya harus pindah tempat tinggal karena bencana alam.
Tipe Masyarakat Dalam Menyikapi Perubahan
Dilihat dari tempat tinggalnya, kita menemukan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, ada masyarakat primitif dan modern. Dilihat dari profesinya ada kelompok petani, buruh, pegawai pemerintah, pejabat dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut juga mempengaruhi sikapnya terhadap suatu perubahan. Terjadinya perubahan sosial maupun budaya dalam masyarakat njuga sangat tergantung dari bagaimana kontak budaya itu terjadi.
Ada beberapa bentuk kontak budaya yang bermuara pada seberapa besar perubahan itu terjadi. Bentuk-bentuk kontak budaya itu antara lain :
- Antar bagian-bagian atau seluruh masyarakat
- Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan
- Masyarakat yang menguasai dengan yang dikuasai
- Masyarakat sama besar dan berbeda besarnya
- Aspek budaya non material dengan yang material
Dalam menyikapi perubahan itu juga sangat tergantung apakah perubahan itu memberikan manfaat atau merugikan.
Perubahan yang bermanfaat dan menguntungkan jika:
- Masyarakat merasa membutuhkan
- Perubahan itu dapat difahami dan dikuasai
- Menguntungkan masyarakat
- Tidak merusak prestise
- Mendorong untuk meningkatkan taraf hidup
- Tidak bertentangan dengan tata nilai yang ada dalam masyarakat
Dilain pihak, terdapat kelompok masyarakat lain yang menolak terjadinya perubahan itu. Perubahan itu dianggap merugikan jika:
- Menggunakan hal yang baru akan mendapat hukuman dari masyarakat
- Penemuan baik material maupun non material sulit diintegrasikan dalam pola kebudayaan dimana perubahan itu timbul.
- Menghambat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
- Bertentangan dengan tata nilai yang dianut oleh masyarakat
Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
Terjadinya perubahan sosial budaya tidak lepas dari faktor-faktor pendorong. Faktor-faktor pendorong jalannya perubahan sosial budaya sebagai berikut :
Kontak dengan Budaya Lain
Awal proses perubahan sosial adalah adanya kontak dari seseorang atau kelompok kepada orang atau kelompok lain. Melalui kontak sosial terjadilah proses penyampaian informasi tentang gagasan, ide, keyakinan, dan hasil-hasil budaya yang berupa fisik. Dua kebudayaan yang saling bertemu akan saling mempengaruhi yang akhirnya membawa perubahan.
Dengan demikian, berhubungan dengan budaya lain dapat mendorong munculnya perubahan sosial budaya. Hubungan atau kontak dengan kebudayaan lain dapat dilakukan secara difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi.
Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan formal adalah pendidikan yang ditempuh melalui jenjang-jenjang pendidikan di sekolah. Pendidikan formal mengajarkan bermacam-macam kemampuan, seperti menguasai ilmu-ilmu pengetahuan, kerajinan tangan, hidup mandiri, olahraga, dan kesenian. Dengan mengikuti pendidikan di sekolah, seorang individu mempelajari suatu nilai-nilai tertentu yang dapat membuka pikirannya dalam menerima hal-hal baru.
Selain itu, pendidikan sekolah mengajarkan manusia untuk dapat berpikir secara ilmiah dan objektif. Dengan pengetahuan itu, seorang individu dapat menilai apakah kebudayaan masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan zaman atau tidak. Berbekal pengetahuan itulah seseorang melakukan perubahan. Oleh karena itu, perubahan sering terjadi di kalangan masyarakat yang berpendidikan tinggi.
Artikel Lainnya : √ Fungsi Uang : Sejarah, Nilai, Jenis, Syarat dan Valuta Asing
Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Adanya sikap menghargai hasil karya mendorong seorang individu memunculkan penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Wujud sikap menghargai hasil karya seseorang dapat berupa pemberian Nobel atau penghargaan. Selain itu, adanya keinginan untuk maju dalam diri seseorang memicu munculnya perubahan-perubahan sosial budaya.
Perubahan sosial budaya terjadi karena ada rasa tidak puas terhadap situasi dan kondisi saat itu. Oleh karena itu, keinginan untuk mengadakan suatu kemajuan mendorong seseorang melakukan perubahan terhadap situasi dan kondisi yang ada.
Artikel Lainnya : √ Dampak Konflik dan Pergolakan : Pristiwa, Persaingan ideologis 1960
Sistem Terbuka dalam Lapisan-Lapisan Masyarakat
Adanya open stratification dalam masyarakat memungkinkan terjadinya gerak sosial vertikal. Situasi kondisi ini memberi kesempatan seseorang untuk menempati strata yang lebih tinggi. Melalui kerja keras dan melakukan perubahan-perubahan seorang individu mencapai kemajuan diri guna meningkatkan strata. Oleh karena itu, semakin terbuka sistem lapisan masyarakat semakin besar peluang untuk melakukan perubahan-perubahan yang tentunya menuju ke arah yang lebih baik.
Artikel Lainnya : √ Faktor Penghambat Mobilitas Sosial : Dampak, Bentuk & Saluran
Ketidakpuasan terhadap Bidang-Bidang Kehidupan Tertentu
Adanya perubahan dilatarbelakangi oleh rasa ketidakpuasan terhadap situasi dan kondisi saat itu. Apabila perasaan itu terjadi dalam waktu yang lama akan menimbulkan tekanan-tekanan yang disertai dengan kekecewaan hingga pada suatu waktu memunculkan revolusi dalam tubuh masyarakat tersebut. Hal ini dapat dilihat dari perubahan- perubahan yang terjadi di Indonesia. Perubahan-perubahan timbul karena adanya ketidakpuasan terhadap cara kerja pemerintah.
Artikel Lainnya : √ 5 Cara Untuk Melakukan Mobilitas Sosial dan Pengertian Lengkap
Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Tidak selamanya perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat berjalan sukses dan berhasil. Ada sebagian masyarakat yang laju perubahan sosial budayanya sangat lamban. Hal ini dikarenakan banyaknya hambatan dalam proses perubahan. Contohnya suku-suku pedalaman di Papua, masyarakat tradisional di Kepulauan Maluku, dan lain-lain. Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat masyarakat untuk berkembang? Menurut Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor yang dapat menghalangi terjadinya perubahan sosial.
Sikap Masyarakat Tradisional
Sikap masyarakat tradisional biasanya berupa sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau. Mereka beranggapan bahwa tradisi tersebut secara mutlak tidak dapat diubah. Anggapan inilah yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya. Keadaan ini akan menjadi lebih buruk apabila golongan konservatif yang berkuasa pada masyarakat yang bersangkutan. Golongan konservatif akan menolak segala bentuk perubahan dan mempertahankan sesuatu yang ada. Sikap ini tampak pada masyarakat yang kebudayaannya masih berakar kuat.
Artikel Lainnya : √ Bentuk Kerja Sama Ekonomi Internasional, Peran dan Lembaga
Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Suatu masyarakat yang hidup secara terasing dan kurang berhubungan dengan masyarakat lain menyebabkan masyarakat tersebut mengalami ketertinggalan dalam perubahan sosial budaya. Mereka terkungkung dengan tradisinya sendiri dan sulit mengalami perubahan.
Mereka hanya mengenal tradisi dan kebudayaannya sendiri tanpa mengenal perkembangan kebudayaan masyarakat lain. Padahal perkembangan kebudayaan lain mampu memperkaya kebudayaan sendiri. Dengan begitu, komunikasi atau hubungan antarmasyarakat merupakan kunci terjadinya perubahan sosial budaya.
Dalam hal ini komunikasi atau hubungan adalah proses penyampaian informasi tentang gagasan, ide, keyakinan, dan hasil-hasil budaya berupa fisik. Jadi, terhambatnya komunikasi antarmasyarakat dapat menghambat ter- jadinya perubahan sosial budaya pada masyarakat yang bersangkutan.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat
Terlambatnya perkembangan ilmu pengetahuan suatu masyarakat dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup. Namun, dapat pula sebagai akibat dijajah oleh masyarakat lain.
Masyarakat yang dijajah biasanya dengan sengaja dibiarkan terbelakang oleh masyarakat yang menjajahnya sehingga perkembangan ilmu pengetahuan mereka pun menjadi terlambat.
Maksud kebijakan itu supaya mereka tetap bodoh dan tertinggal. Situasi dan kondisi ini memudahkan penjajah untuk tetap menguasai mereka. Pihak penjajah khawatir jika masyarakat yang dijajah memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, mereka sangat mungkin melakukan perubahan dalam hidupnya dengan cara melakukan revolusi atau pemberontakan.
Rasa Takut akan Terjadinya Kegoyahan pada Integrasi Kebudayaan
Semua unsur kebudayaan tidak mungkin berinteraksi dengan sempurna. Namun demikian, terdapat beberapa unsur tertentu memiliki derajat integrasi yang tinggi. Keadaan inilah yang membuat suatu masyarakat khawatir dengan datangnya unsur-unsur dari luar. Hal ini dikarenakan unsur-unsur tersebut mampu menggoyahkan integrasi dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek-aspek tertentu di masyarakat.
Artikel Lainnya : √ Jenis Pranata Sosial, Unsur Tipe dan Fungsinya
Adat dan Kebiasaan
Setiap masyarakat memiliki adat atau kebiasaan. Adat atau ke- biasaan merupakan pola-pola perikelakuan bagi anggota-anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Jika suatu saat timbul krisis ketika adat dan kebiasaan sudah tidak efektif lagi dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya, adat dan kebiasaan tersebut tidak akan mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan adat dan kebiasaan sudah terbiasa dilakukan atau dipakai sehingga sangat sulit untuk mengubahnya.
Contohnya kebiasaan masyarakat dalam memotong padi dengan pisau yang terbuat dari kayu (ani-ani atau ketam) akan sulit diubah walaupun telah dikenal alat pemotong padi yang lebih efektif. Perubahan tersebut akan berdampak besar bagi tenaga-tenaga kerja (terutama wanita) yang menjadikan memotong padi sebagai mata pencaharian tambahan. Selain itu, adat dan kebiasaan yang sukar mengalami perubahan biasanya berupa kepercayaan, sistem mata pencaharian, cara berpakaian tertentu, dan lain-lain.
Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya
Mempelajari perubahan sosial budaya dalam masyarakat tentu kita mempelajari pula sebab-sebab terjadinya perubahan-perubahan itu. Secara umum perubahan sosial budaya terjadi karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kehidupan lama. Norma-norma dan lembaga-lembaga yang ada dianggap tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan hidup.
Oleh karena itu, masyarakat menuntut adanya perubahan. Selain itu, perubahan dapat pula terjadi karena terpaksa menyesuaikan bidang kehidupan yang mengalami perubahan terlebih dahulu Menurut Soerjono Soekanto, terdapat dua faktor utama penyebab perubahan sosial budaya, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Artikel Lainnya : √ Sistem Ekonomi Pasar : Ciri, Kebaikan dan Keburukan
Faktor Intern
Faktor intern merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini masyarakat dapat berupa kolektif atau individual. Faktor-faktor internal perubahan sosial budaya sebagai berikut.
Bertambah atau Berkurangnya Penduduk
Bertambah atau berkurangnya penduduk dalam suatu wilayah menyebabkan terjadinya perubahan sosial baik di daerah tujuan maupun di daerah yang ditinggalkan. Bertambahnya penduduk pada suatu daerah mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perpindahan penduduk dari desa ke kota-kota besar yang sering disebut urbanisasi. Akibat urbanisasi terjadilah perubahan-perubahan dalam sistem sosial masyarakat kota.
Adanya urbanisasi mencetak pengangguran-pengangguran baru yang mengakibatkan meningkatnya angka kriminalitas. Situasi dan kondisi ini menjadikan kota-kota besar menjadi tidak aman. Sementara itu, berkurangnya penduduk sebagai akibat urbanisasi menyebabkan terjadinya kekosongan pada daerah yang ditinggalkan.
Situasi ini mendorong perubahan pada sistem pembagian kerja, sistem stratifikasi sosial, pola pekerjaan, sistem perekonomian, dan lain-lain. Contohnya berpindahnya para petani ke kota-kota besar menyebabkan lahan pertanian menjadi tidak berfungsi. Tidak berfungsinya lahan pertanian, tentu membawa dampak pada pola pembagian kerja di setiap keluarga yang akhirnya mendorongperubahan pada sistem perekonomian masyarakat secara keseluruhan.
Penemuan – Penemuan Baru (Inovasi)
Inovasi merupakan suatu proses sosial dan kebudayaan besar yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Munculnya inovasi-inovasi baru merupakan tanda-tanda awal terjadinya perubahan. Terjadinya penemuan-penemuan baru dalam masyarakat melalui dua tahap penemuan yang dikenal dengan istilah discovery dan invention.
Discovery adalah penemuan-penemuan baru dari suatu unsur kebudayaan baru, baik berupa suatu alat yang baru, ataupun berupa suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan dari individu-individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Sebagai contoh, ditemukannya mobil yang didahului dibuatnya motor gas oleh S. Marcus.
Adapun discovery dapat berubah menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan tersebut. Invention menunjuk pada upaya menghasilkan suatu unsur-unsur kebudayaan lama yang telah ada dalam masyarakat. Adanya mobil dari hasil penyempurnaan motor gas sebagai alat transportasi merupakan salah satu wujud invention.
Konflik dalam Masyarakat
Konflik atau pertentangan dalam masyarakat dapat mendorong terjadinya perubahan sosial budaya. Konflik berakibat jatuhnya korban jiwa dan harta bagi pihak yang bertikai. Konflik pernah terjadi di berbagai daerah di Indonesia, baik yang vertikal maupun horizontal. Misalnya yang terjadi di Pontianak, Ambon, dan Poso.
Ratusan nyawa melayang , pengungsian terjadi secara besar-besaran, dan situasi sosial politik menjadi mencekam. Peristiwa ini menunjukkan betapa konflik mampu mendorong perubahan sosial budaya.
Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi dalam Tubuh Masyarakat Sendiri
Terjadinya pemberontakan diawali dengan adanya ketidak- puasan sebagian masyarakat. Ketidakpuasan ini diarahkan pada sistem kekuasaan yang dianggapnya tidak cocok sehingga mendorong untuk keluar dan membuat sistem kekuasaan yang berbeda. Rezim yang bertindak despotik atau lalim menimbulkan ketidakadilan di masyarakat sehingga mendorong sebagian masyarakat yang merasa tidak diuntungkan melakukan pem- berontakan. Situasi dan kondisi ini memunculkan revolusi sebagai wujud dari pemberontakan.
Adanya revolusi akan membawa perubahan-perubahan besar dalam tubuh masyarakat. Misalnya revolusi Mei tahun 1998 yang terjadi di Indonesia. Perubahan besar terjadi di Indonesia baik perubahan kepala negara, wakil kepala negara, struktur kabinet, sampai pada perilaku warga masyarakat, yaitu menjadi lebih berani mengkritisi cara kerja pemerintah.
Artikel Lainnya : √ Bentuk Perubahan Sosial Budaya : Evolusi, Revolusi dan Pengaruh
Faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut.
Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Hal ini berarti tiap-tiap masyarakat mempengaruhi masyarakat lain, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat lain yang bersangkutan.
Apabila hubungan tersebut berlangsung melalui alat- alat komunikasi massa seperti radio, televisi, film, majalah, dan surat kabar, terjadi kemungkinan pengaruh hanya datang dari satu pihak, yaitu dari masyarakat yang secara aktif menggunakan alat- alat komunikasi tersebut. Sementara pihak lain hanya menerima pengaruh dan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan pengaruhnya.
Artikel Lainnya : √ Bentuk Perlawanan Rakyat dan Pergerakan Kebangsaan
Hubungan pengaruh mempengaruhi dalam masyarakat baik langsung maupun tidak langsung ini mampu memunculkan perubahan sosial budaya. Dalam proses ini terjadi penyerapan dan penyebaran yang akhirnya menghasilkan kebudayaan baru.
Contohnya kehidupan sosial pasangan yang berbeda kewarga- negaraan. Hubungan secara fisik yang sering mereka lakukan menciptakan kebudayaan baru dalam gaya hidup, perilaku, dan cara pandang. Selain itu, adanya majalah yang berasal dari luar membawa perubahan pada life style anak muda Indonesia.
Kondisi Alam Fisik yang Berubah
Terjadinya gempa bumi, gunung meletus, tsunami, musibah banjir menjadikan kondisi alam fisik berubah. Berubahnya kondisi alam memicu munculnya perubahan sosial budaya pada masyarakat yang bersangkutan. Contoh terjadinya banjir di Jakarta pada awal tahun 2008 mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi ke daerah yang aman. Di tempat pengungsian, mereka harus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya baik lingkungan fisik maupun sosial. Kondisi ini mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
Peperangan
Peperangan juga dapat menyebabkan perubahan sosial budaya. Peperangan terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain di luar batas-batas negara. Akibat peperangan kehidupan masyarakat menjadi menderita, penuh ketakutan dan kecemasan, harta benda menjadi hancur yang akhirnya membawa kemiskinan.
Negara yang menang dalam peperangan akan memaksa negara yang kalah untuk menerima kebudayaannya yang dianggap lebih tinggi sehingga struktur masyarakat mengalami perubahan. Perubahan seperti ini tampak pada perubahan-perubahan yang terjadi pada negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia II, seperti Jerman dan Jepang. Jerman mengalami perubahan di bidang kenegaraan, yaitu terpecahnya Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur. Sementara Jepang berubah dari negara agraris-militer menjadi suatu negara industri.
Demikian penjelasan tentang Perubahan Sosial Budaya : Faktor, Pendorong & Penghambat semoga bermanfaat, jangan lupa share di teman yang ingin mengetahui materi tentang ilmu pengetahuan sosial di GuruIps.Co.Id semoga bermanfaat, terima kasih