Perang Dunia II: Latar Belakang, Sebab, dan Akibat

Perang Dunia II

Perang Dunia II adalah salah satu konflik paling destruktif dalam sejarah manusia. Lebih dari enam puluh juta jiwa diperkirakan tewas akibat perang ini. Untuk memahami berkecamuknya perang ini, kita perlu melihat kondisi negara-negara di Eropa sebelum perang pecah.

Kondisi Negara-Negara Eropa

Sebelum Perang Dunia II, Eropa berada dalam situasi yang tegang dan rentan terhadap konflik. Beberapa negara besar, seperti Jerman di bawah Adolf Hitler dan Italia di bawah Benito Mussolini, menjadi kekuatan yang menakutkan. Marilah kita mengulas kondisi mereka sebelum perang terjadi.

Jerman di Bawah Adolf Hitler (1933–1945)

Jerman, yang dipimpin oleh Adolf Hitler dari tahun 1933 hingga 1945, menjadi pusat perhatian dunia. Hitler membangun rezim Nazi atau National Sozialistische yang dikenal dengan semboyan “Furs Vaterland” (Untuk Tanah Air). Jerman keluar sebagai pecundang dalam Perang Dunia I dan terbelit utang berat sebagai akibat dari Perjanjian Versailles. Di bawah kepemimpinan Hitler, Jerman berusaha untuk membangun kembali kekuatannya.

Salah satu langkah penting yang diambil Hitler adalah membangun angkatan perang yang sangat kuat dan melakukan imperialisme di wilayah-wilayah seperti Austria, Cekoslovakia, dan Danzig. Semua ini menciptakan ketegangan di Eropa.

Italia di Bawah Benito Mussolini (1922–1944)

Italia, yang diperintah oleh Benito Mussolini dari tahun 1922 hingga 1944, mengadopsi paham fasisme. Fasisme berakar dari kata “fascio,” yang berarti ikatan panah dengan kapak di dalamnya, yang merupakan lambang kekuasaan pemerintah Roma zaman kuno. Paham ini menempatkan negara di atas segala-galanya.

Mussolini, setelah berhasil menguasai Roma pada tahun 1922, memerintah dengan tangan besi. Italia terlibat dalam ekspansi ke luar negeri, termasuk pendudukan Etiopia (1935–1936) dan dukungan terhadap nasionalis (Franco) dalam perang saudara Spanyol (1936–1939). Italia juga membentuk Poros Roma–Berlin (1937) bersama dengan Jerman, karena keduanya memiliki pandangan yang serupa terhadap komunisme Rusia.

Spanyol dalam Perang Dunia I: Netralitas Terjungkal

Spanyol adalah salah satu negara yang sebelumnya bersikap netral dalam Perang Dunia I. Namun, pada tahun 1936, perang saudara meletus di Spanyol ketika Jenderal Francisco Franco memberontak. Pihak yang mendukung Franco disebut sebagai kaum Nasionalis dan mereka mendapat dukungan dari Jerman dan Italia. Pada tahun 1939, pasukan Franco berhasil memenangkan perang saudara ini dan memerintah Spanyol dengan rezim fasis.

Dampak Perang Dunia II

Berbagai negara di Eropa mengalami perubahan signifikan sebelum Perang Dunia II, yang pada akhirnya memuncak dalam konflik besar ini. Masing-masing negara membangun aliansi dan persekutuan untuk memperkuat diri mereka sendiri. Dunia pun tergiring ke arah yang tidak menguntungkan, yakni menuju Perang Dunia II.

Sebab Umum Meletusnya Perang Dunia II

Sejarah sering kali berulang, dan peristiwa yang dahulu memicu Perang Dunia I tampaknya muncul kembali, menyongsong Perang Dunia II. Bahkan, kondisi politik internasional pada tahun 1938–1939 sangat mirip dengan yang terjadi pada tahun 1900–1914 sebelum pecahnya Perang Dunia I. Lalu, apa yang menyebabkan meletusnya Perang Dunia II secara umum?

Bidang Politik

Liga Bangsa-Bangsa, lembaga internasional yang didirikan setelah Perang Dunia I dengan tujuan menciptakan perdamaian dunia, gagal mencapai tujuannya. Kegagalan ini menciptakan ketegangan baru yang mendorong negara-negara untuk membentuk aliansi. Sebagai hasilnya, terbentuklah tiga blok utama: Blok Prancis (yang mewakili demokrasi), Blok Jerman (yang mewakili fasis), dan Blok Rusia (yang mewakili komunis).

Bidang Ekonomi

Perlombaan persenjataan memicu kebutuhan ekonomi untuk memproduksi persenjataan dan bahan bakar yang diperlukan. Kekuatan seperti Jerman menginginkan wilayah Eropa Tengah, Italia mengincar Laut Tengah dan Etiopia, sementara Jepang mengumumkan konsep “Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya.” Semua ini akan bersinggungan dengan imperialisme negara-negara seperti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat.

Bidang Ideologi

Perbedaan pemikiran dan ideologi juga memainkan peran besar. Fasisme, dengan pemujaan negara nasional, dan komunisme, dengan pandangan internasionalnya, dipandang sebagai dua ideologi yang tidak dapat berdampingan. Selain itu, nasionalisme yang sempit dengan dukungan kekuatan militer menciptakan sikap meremehkan bangsa lain. Adolf Hitler dengan ide kebesaran bangsa Aria, Mussolini dengan kejayaan zaman Romawi Kuno di bawah Julius Caesar, dan Jepang yang menganggap diri mereka keturunan Amaterasu Omikami semuanya berkontribusi pada ketegangan internasional.

Faktor Penyebab Terjadinya Perang Dunia II

Selain sebab-sebab umum di atas, ada juga sejumlah faktor khusus yang memicu meletusnya Perang Dunia II.

Sebab Khusus Meletusnya Perang Dunia II

Salah satu sebab khusus yang menciptakan ketegangan adalah pembentukan koridor Polandia. Menurut Perjanjian Versailles, wilayah timur Jerman dipisahkan dari Jerman oleh koridor Polandia, yang memberikan akses ke laut. Di tengah-tengah koridor ini terletak kota Danzig, yang menjadi kota merdeka di bawah pengawasan Liga Bangsa-Bangsa.

Kota Danzig adalah penduduknya adalah orang Jerman, dan Adolf Hitler menuntut agar kota ini menjadi bagian dari Jerman. Namun, tuntutan ini ditolak oleh Polandia. Bahkan, Polandia mengadakan perundingan dengan Inggris, Prancis, Rumania, dan Yunani untuk menjamin kemerdekaan mereka masing-masing. Ini menjadi salah satu pemicu utama Perang Dunia II.

Pada tanggal 23 Agustus 1939, Jerman dan Uni Soviet menandatangani Pakta Molotov-Ribbentrop, yang berisi perjanjian bahwa Uni Soviet tidak akan menyerang Jerman dan sebaliknya. Kemudian, pada tanggal 1 September 1939, Jerman menyerbu Polandia dan meletuslah Perang Dunia II. Inggris dan Prancis menyatakan perang melawan Jerman dua hari kemudian.

Kronologi Perang Dunia II

Perang Dunia II dapat dibagi menjadi tiga fase utama: fase permulaan (1939–1942), fase titik balik (1942), dan akhir perang (1943–1945).

Fase Permulaan (1939–1942)

Fase ini ditandai oleh kemenangan pihak Poros dan kekalahan Sekutu. Pada tanggal 1 September 1939, Jerman menyerbu Polandia, yang menyebabkan pecahnya perang. Bagian dari wilayah Polandia yang belum dikuasai oleh Jerman kemudian diserbu oleh tentara Uni Soviet.

Pada bulan April 1940, Jerman memulai serangkaian invasi ke negara-negara barat seperti Denmark, Norwegia, Belanda, Belgia, dan Luksemburg. Selanjutnya, perang melebar ke Asia Pasifik setelah Jepang menyerang Pangkalan Angkatan Laut Pearl Harbor pada tanggal 7 Desember 1941.

Fase Titik Balik (1942)

Fase ini mencerminkan perubahan dramatis dalam perkembangan perang. Pada tanggal 7 Mei 1942, Jepang mengalami kekalahan telak dalam Pertempuran Laut Karang melawan Amerika Serikat. Pada saat yang sama, Angkatan Udara Jerman mulai melemah.

Akhir Perang (1943–1945)

Setelah kekalahan Jerman dalam Pertempuran Stalingrad pada tanggal 19 November 1942 oleh tentara Uni Soviet, Jerman harus mundur dari Rusia. Tentara Uni Soviet bahkan menyerbu Polandia dan wilayah-wilayah Balkan yang diduduki oleh Jerman. Polandia dibebaskan, Rumania menyerah pada tanggal 24 Agustus 1944, Bulgaria pada tanggal 18 September 1944, Yugoslavia pada tanggal 12 Oktober 1944, dan Hongaria pada tanggal 13 Februari 1945.

Perjanjian Perdamaian Pasca-Perang Dunia II

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, banyak perjanjian perdamaian yang ditandatangani untuk mengatur kembali peta politik dunia.

Perjanjian Postdam

Perjanjian Postdam ditandatangani pada tanggal 2 Agustus 1945, melibatkan Jerman dan Sekutu. Perjanjian ini mengatur pembagian Jerman menjadi zona pendudukan oleh Rusia, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.

Perjanjian Jepang – Sekutu Tahun 1945

Perjanjian ini terjadi di Jepang dan diresmikan pada tanggal 8 September 1951 dalam perjanjian perdamaian San Francisco.

Perjanjian Paris

Perjanjian ini terjadi pada tahun 1947 antara Sekutu dan Italia.

Perjanjian Sekutu dan Austria Tahun 1945

Perjanjian ini mengatur pembagian kota Wina menjadi empat zona pendudukan di bawah kendali Rusia, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Persyaratan lainnya belum ditentukan karena tidak ada persetujuan, terutama dari anggota The Big Four.

Perjanjian Sekutu, Hongaria, Rumania, Bulgaria, dan Finlandia

Perjanjian ini terjadi pada tahun 1947 dan mengatur pembayaran kerugian perang oleh masing-masing negara serta pembatasan wilayah kekuasaan mereka.

Akibat Perang Dunia II

Perang Dunia II meninggalkan dampak yang signifikan pada negara-negara yang terlibat maupun yang tidak terlibat dalam konflik ini.

Bidang Politik

Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai dua kekuatan adidaya yang berpengaruh dalam politik dunia. Keduanya berusaha memperluas pengaruh mereka di berbagai belahan dunia dan bersaing untuk mendominasi dunia pasca-perang. Di Asia, bangsa-bangsa yang sebelumnya dijajah mulai memperjuangkan kemerdekaan mereka. Negara-negara seperti Indonesia, Filipina, India, Burma, dan Sri Lanka merdeka dalam periode pasca-perang ini.

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet juga menciptakan kebutuhan akan aliansi internasional dan kolektif untuk menjaga perdamaian. Hal ini mengarah pada pembentukan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara), MEDO (Organisasi Pertahanan Timur Tengah), SEATO (Organisasi Pertahanan Asia Tenggara), serta Pakta Warsawa yang dibentuk oleh Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur.

Selain itu, perubahan teritorial terjadi ketika beberapa negara Eropa seperti Jerman, Austria, Berlin, Wina, Triest, dan Indocina dibagi menjadi zona-zona pendudukan oleh Sekutu.

Bidang Ekonomi

Amerika Serikat muncul sebagai negara kreditor utama bagi negara-negara Eropa yang hancur pasca-perang. Dalam Kerja Sama Ekonomi Eropa (EEC), negara-negara Eropa berusaha untuk bekerja sama dalam hal perdagangan dan produksi. Ini adalah langkah awal menuju integrasi ekonomi yang lebih besar di Eropa dan akhirnya memunculkan Uni Eropa.

Bidang Sosial

Perang Dunia II juga meninggalkan trauma dan penderitaan yang mendalam bagi banyak orang. Jutaan orang tewas, keluarga terpisah, dan banyak yang terluka fisik maupun mental. Ini menciptakan semangat untuk mencegah perang di masa depan dan mempromosikan perdamaian dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan pada tahun 1945 dengan tujuan mempromosikan kerjasama internasional dan mencegah konflik bersenjata.

Bidang Teknologi

Perang Dunia II juga mendorong inovasi teknologi. Misalnya, penelitian dalam bidang nuklir yang dimulai selama perang membawa pada pengembangan senjata nuklir. Namun, dampak teknologi ini juga membawa tantangan baru dalam menjaga perdamaian dunia.

Kesimpulan

Perang Dunia II adalah konflik besar yang memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan manusia. Dari sisi politik, ekonomi, sosial, hingga teknologi, perang ini telah membentuk dunia pasca-perang dan menghasilkan perkembangan besar dalam sejarah manusia. Pada akhirnya, pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah salah satu upaya untuk mencegah konflik bersenjata di masa depan dan memastikan perdamaian dunia. Sebagai pelajaran berharga, Perang Dunia II mengajarkan pentingnya kerjasama internasional dan upaya bersama untuk mencegah perang yang merusak dan merenggut nyawa manusia.

Dengan berakhirnya Perang Dunia II, dunia memasuki era baru yang penuh tantangan dan peluang. Konflik yang berkecamuk selama enam tahun tersebut telah merubah wajah dunia, menciptakan perubahan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi yang mendalam. Lebih dari sekedar sebuah konflik militer, Perang Dunia II mengajarkan dunia untuk tidak lagi meremehkan kekuatan perang dan dampaknya yang menghancurkan.

Dari perang ini, lahir tekad untuk mencegah konflik serupa di masa depan, dan upaya itu mewujud dalam bentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), organisasi internasional yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dunia. Perang Dunia II adalah sebuah pengingat yang menyakitkan akan potensi kehancuran yang bisa diakibatkan oleh perang, dan pengharapan untuk masa depan yang lebih damai dan bersatu.

Tentu saja, ini hanya gambaran umum tentang Perang Dunia II dan dampaknya. Masih banyak aspek, peristiwa, dan tokoh penting yang dapat dijelajahi lebih dalam dalam perang ini. Tetapi, dengan memahami latar belakang, sebab, dan akibat dari konflik ini, kita dapat menghargai pentingnya menjaga perdamaian dan mencegah konflik bersenjata di masa depan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *